Sudutku
Disudut malam yang sunyi, kala itu bintang banyak bersembunyi dibalik tumpukan awan yang tipis.
Aku teguk teh hangat yang tersaji di atas meja bundar beralaskan kain sutra dan semangkok jajan ringan masakan tangan bidadariku.
Kita hanya berdua, aku hitung sudah malam ke tujuh dari pernikahan kita, namun hati ini tak kunjung henti berdebar dengan lajunya, apakah karena kita belum pernah kenal sebelumnya ataukah bibit rasa mulai mekar dengan cepat.
Entah karena apa penyebab semua ini, aku tak mau menghiraukanya. Aku hanya ingin berdoa “Kelak semoga bisa aku temukan qiblat diufuk barat hatimu”.2023
Komentar
Posting Komentar